Minggu, 11 Maret 2012

LANDASAN KEILMUAN PROFESI KEPERAWATAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Menjalankan sesuatu pasti akan berhasil apabila direncanakan terlebih dahulu dan memiliki pedoman. Tak hanya pekerjaan tapi juga hal yang lain. Termasuk profesi keperawatan. Profesi keperawatan mempunyai landasan keilmuan keperawatan yang digunakan agar tetap berada diporos yang tepat dan tetap. Landasan tersebut bak tiang sebuah rumah. Apabila tiang tidak kuat maka rumah juga akan rapuh. Begitu juga profesi keperawatan. Kita harus tahu landasannya terlebih dahulu. Tapi,tak banyak perawat yang tahu akan landasan keilmuan tersebut. Karena keilmuan itulah dunia keperawatan terus merangkak naik dan berkembang pesat. Hampir dua dekade profesi ini menyerukan perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata-mata menjalankan perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai mitra kerja dokter seperti yang sudah dilakukan di negara-negara maju.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi keperawatan dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari eksternal tapi juga dari internal profesi ini sendiri.
B.     RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalahnya adalah;
1.      Bagaimana landasan keilmuan profesi keperawatan?
2.      Apa saja yang menjadi landasan keilmuan profesi keperawatan?
3.      Apa yang dimaksud Keperawatan sebagai ilmu dan profesi?


C.     TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1.      Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah IKD I
2.      Memahami landasan keilmuan profesi keperawatan.

D.    Manfaat
1.      Bagi kelompok
Dengan menyusun tugas tentang landasan keilmuan profesi keperawatan ini kelompok menemukan kejelasan sehingga lebih menguasai landasan keilmuan profesi keperawatan.
2.      Institusi dan mahasiswa STIKES HI
Tugas ini menjadi bahan bacaan baru yang bermanfaat kedepannya, sehingga mahasiswa STIKES HI yng akan datang bisa menjadikan referensi untuk mendapatkan penjelasan tentang landasan keilmuan keperawatan.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Profesi
            Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat mementingkan kesejahteraan orang lain, dalam konteks bahasan ini konsumen sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan professional.
            Menurut Webster profesi adalah pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lama dan menyangkut ketrampilan intelaktual.          
            Kelly dan Joel, 1995 menjelaskan professional sebagai suatu karakter, spirit atau metode professional yang mencakup pendidikan dan kegiatan diberbagai kelompok okupasi yang angotanya berkeinginan menjadi professional. Professional merupakan suatu proses yang dinamis untuk memenuhi atau mengubah karakteristik kearah suatu profesi.
B.     Karakteristik Profesi
1.      Gary dan Pratt (1991), Kiozer Erb dan Wilkinson (1995) mengemukakan karakteristik professional sebagai berikut :   
a. Konsep misi yang terbuka terhadap perubahan
b. Penguasaan dan penggunaan pengetahuan teoritis
c. Kemampuan menyelesaikan masalah
d. Pengembangan diri secara berkesinambungan
e. Pendidikan formal
f. System pengesahan terhadap kompetensi
g. Penguatan secara legal terhadap standart professional
h. Praktik berdasarkan etik
i. Hukum terhadap malpraktik
j. Penerimaan dan pelayanan pada masyarakat
k. Perbedaan peran antara pekerja professional dengan pekerjaan lain dan membolehkan praktik yang otonom
2.      Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy dan Pepper (1993) serta Berger dan Williams (1992), keperawatan sebagai suatu profesi memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.       Kelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk menyelesaikan masalah dalam tatanan praktik keperawatan.  
Pada awalnya praktik keperawatan dilandasi oleh ketrampilan yang bersifat intuitif. Sebagai suatu disiplin, sekarang keperawatan disebut sebagai suatu ilmu dimana keperawatan banyak sekali menerapkan ilmu-ilmu dasar seperti ilmu perilaku, social, fisika, biomedik dan lain-lain. Selain itu keperawatan juga mempelajari pengetahuan inti yang menunjang praktik keperawatan yaitu fungsi tubuh manusia yang berkaitan dengan sehat dan sakit serta pokok bahasan pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada klien.
b.      Kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada masyarakat.
Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan kepada sesorang dalam melakukan kegiatan untuk menunjang kesehatan dan penyembuhan serta membantu kemandirian klien.          
c.       Pendidikan yang mmenuhi standart dan diselenggarakan di perguruan tinggi atau universitas.      
Beralihnya pendidikan keperawatan kepada institusi pendidikan tinggi memberikan kesempatan kepada perawat untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan intelektual, interpersonal dan tehnikal yang memungkinkan mereka menjalankan peran dengan lebih terpadu dalam pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan berkesinambungan. Disampingg itu perawat dituntut untuk mengembangkan Iptek keperawatan.
d.      Pengendalian terhadap standart praktik.       
Standart adalah pernyatan atau criteria tentang kualitas praktik. Standart praktik keperawatan menekankan kpada tangung jawab dan tangung gugat perawat untuk memenuhi standart yang telah ditetapkan yang bertujuan menlindungi masyarakat maupun perawat. Perawat bekerja tidak dibawah pengawasan dan pengendalian profesi lain.
e.       Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan.
Tangung gugat accountable berarti perawat bertanggung jawab pelayanan yang diberikan kepada klien. Tanggung gugat mengandung aspek legal terhadap kelompok sejawat, atasan dan konsumen. Konsep tangung gugat mempunyai dua implikasi yaitu bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dan juga menerima tanggung jawab dengan tidak melakukan tindakan pada situasi tertentu.
f.       Karir seumur hidup    
Dibedakan dengan tugas/job yang merupakan bagian dari pekerjaan rutin. Perawat bekerja sebagai tenaga penuh yang dibekali dengan pendidikan dan ketrampilan yang menjadi pilihannya sendiri sepanjang hayat.
g.      Fungsi mandiri           
Perawat memiliki kewenangan penuh melakukan asuhan keperawatan walaupun kegiatran kolaborasi dengan profesilain kadang kala dilakukan dimana itu semua didasarkan kepada kebutuhan klien bukan sebagai ekstensi intervensi profesi lain
C.     Perkembangan Profesionalisme Keperawatan           
            Melihat catatan sejarah tentang awal mula keberadaan perawat di Indonesia, yang diperkirakan baru bermula pada awal abad ke 19, dimana disebutkan adanya perawat saat itu adalah dikarenakan adanya upaya tenaga medis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga diperlukan tenaga yang dapat membantu atau tenaga pembantu. Tenaga tersebut dididik menjadi seorang perawat melalui pendidikan magang yang berorientasi pada penyakit dan cara pengobatannya. Sampai dengan perkembangan keperawatan di Indonesia pada tahun 1983 PPNI melakukan Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta, melalui lokakarya tersebut prawat bertekad dan bersepakat menyatakan diri bahwa keperawatan adalah suatu bidang keprofesian.    
            Perkembangan profesionalisme keperawatan di Indonesia berjalan seiring dengan perkembangan pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia. Pengakuan perawat profesionalan pemula adalah bagi mereka yang berlatar belakang pendidikan Diploma III keperawatan. Program ini menghasilkan perawat generalis sebagai perawat professional pemula, dikembangkan dengan landasan keilmuan yang cukup dan landasan professional yang kokoh.    
            Perkembangan pendidikan keperawatan dalam rangka menuju tingkat keprofesionalitasan tidak cukup sampai di tingkat diplima saja, di ilhami keinginan dari profesi keperawatan untuk terus mengembangkan pendidikan maka berdirilah PSIK FK-UI (1985) dan kemudian disusul dengan pendirian program paska sarjana FIK UI (1999).          
            Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dapat dilakukan melalui berbagai cara dan pendekatan antara lain :
1.      Mengembangkan system seleksi kepengurusan melalui pnetapan criteria dari berbagai aspek kemampuan, pendidikan, wawasan, pandangan tentang visi dan misi organisasi, dedikasi serta keseterdiaan waktu yang dimiliki untuk organisasi.
2.      Memiliki serangkaian program yang kongkrit dan diterjemahkan melalui kegiatan organisasi dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Prioritas utama adalah rogram pendidikan berkelanjutan bagi para anggotanya.
3.      Mengaktifkan fungsi collective bargaining, agar setiap anggota memperoleh penghargaan yang sesuai dengan pendidikan dan kompensasi masing-masing.
4.      Mengembangkan program latihan kepemimpinan, sehingga tenaga keperawatan dapat berbicara banyak dan memiliki potensi untuk menduduki berbagai posisi di pemerintahan atau sector swasta.
5.      Meningkatkan kegiatan bersama dengan organisasi profesi keperawatan di luar negeri, bukan anya untuk pengurus pusat saja tetapi juga mengikut sertakan pengurus daerah yang berpotensi untuk dikembangkan
D.    Pohon Ilmu ( Body of Knowledge )  
            Pohon ilmu dari keperawatan adalah ilmu keperawatan itu sendiri. Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi harus dikembangkan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu dan profesi keperawatan, yang harus memiliki landasan akademik dan landasan professional yang kokoh dan mantap.      
            Pengembangan pendidikan keperawatan bertolak dari pengertian dasar tentang ilmu keperawatan seperti yang dirumuskan oleh Konsorsium Ilmu kesehatan (1991) yaitu : “ Ilmu keperawatan mencakup ilmu-ilmu dasar seperti ilmu alam, ilmu social, ilmu perilaku, ilmu biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu dasar keperawatan, ilmu keperawatan komunitas dan ilmu keperawatan klinik, yang apluikasinya menggunakan pendekatan dan metode penyelesaian masalah secara ilmiah, ditujukan untuk mempertahankan, menopang, memelihara dan meningkatkan integritas seluruh kebutuhan dasar manusia “.         
            Wawasan ilmu keperawatan mencakup ilmu-ilmu yang mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, melalui pengkajian mendasar tentang hal-hal yang melatar belakangi, serta mempelajari berbagai bentuk upaya untuk mencapai kebutuhan dasar tersebut melalui pemanfaatan semua sumber yang ada dan potensial.          
            Bidang garapan dan fenomena yang menjadi objek studi keperawatan adalah penyimpangan dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (bio-psiko-sosio-spiritual), mulai dari tingkat individu tang utuh (mencakup seluruh siklus kehidupan), sampai pada tingkat masyarakat, yang juga tercermin pada tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat system organ fungsional sampai sub seluler atau molekuler
E.     Cerminan Perawat Profesional           
            Cerminan nilai professional perawat dalam praktik keperawatan dikelompokkan dalam nilai intelektual dan nilai komitmen moral interpersonal, sebagai berikut :
1.      Nilai intelektual    
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge    
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.
2.      Nilai komitmen moral      
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode etik keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional terhadap masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.     
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a.       Beneficience  
Perawat selalu mengupayakan keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)
b.      Fair     
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya, keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.
c.       Fidelity           
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
F.      LANDASAN KEILMUAN PROFESI KEPERAWATAN
Ilmu merupakan fenomena yang menarik dalam hidup dan kehidupan manusia. Dengan ilmu, manusia mampu mencapai derajat yang lebih tanggi dari makhluk yang lain sebab ilmu dapat menjadi pembuka realitas kehidupan. Ilmu juga dapat menciptakan tekhnologi  sehingga tidak heran jika penyebutan ilmu selalu diikuti dengan kata teknologi.
Ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia semakin berkembang dengan pesat. Ini ditandai dengan munculnya banyak disipli ilmu. Kondisi ini juga didukung oleh berbagai fenomena kehidupan yang turut memunculkan disiplin ilmu baru. Baru disilpin ilmu ini akan muncul berbagai bidang pekerjaan (profesi). Sebagai contoh, ilmu yang mempelajari mengenai penyakit manusia dan pengobatannya memunculkan profesi kodekteran, sedangkan ilmu yang mempelajari tentang hukum yang mengatur hidup dan kehidupan manusia memunculkan profesi hukum. Lantas, bagaimana dengan profesi keperawatan? Apakah profesi kaperawatan juga memiliki disiplin ilmu?
G.    PENGERTIAN ILMU
Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang padat dan proses mengetahui melalui penyelidikan yang sitematis dan terkendali (metode ilmiah). Pendapat lain mengatakan bahwa ilmu adalan profesi perbaikan diri secara bersinambungan meliputi perkembangan teori dan uji empiris.
Menurut tujuannya, ilmu dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu ilmu teoristis dan ilmu praktik (poepspoprodjo, 1999). Ilmu teoristis adalah ilmu yang berupaya menjelaskan pengertian yang benar demi pengertian itu sendiri. Tujuan utamanya adalah agar individu mengertian keadaan sebenarnya, bukan untuk diterapkan. Ilmu praktis adalah ilmu yang langsung diarahkan pada pemanfaatan ilmu itu sendiri. Ilmu praktis ini mencakup aspek normatif dan positif. Ilmu praktis normatif menentukan bagaimana seseorang harus berbuat(mis., etika, ilmu hukum, ilmu ekonomi dan sebagainya), sedangkan ilmu praktis positif menentukan bagaimana seseorang berbuat sesuatu(mis., ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu pertanian, ilmu tekhnik, dan sebagainya). Walaupun sulit untuk dibedakan, kedua ilmu tersebut saling melingkapi. Satu hal yang pasti, ilmu teoristis dapat berdiri sendiri, sedangkan ilmu prsktis selalu di dasari dengan ilmu teoristis.
Semua ilmu adalah baik dan buah atau hasil dari ilmu adalah ibadah(amal baik). Ilmu seharusnya mampu mendorong seseorang untuk berbuat dan berperilaku baik demi kemaslahatan seluruh umat manusia. Di sisi lain, ilmu juga bisa berubah menjadi senjata yang menyerang kita jika dimanfaatkan dengan cara yang salah. Sebagai ilmu yang luhur, ilmu keperawatan harus bisa menciptakan perawat yang baik dan derkualitas guna meningkatkan pelayanan kepada klien. Akan tetapi, jika dimanfaatkan untuk tujuan yang benar ilmu keperawatan juga bisa menimbulkan penderita bagi umat manusia. Jadi, penyimpangan dalam pemanfaatan ilmu menyebabkan ilmu tersebut tidak memberi manfaat yang baik
Suatu pengetahuan bisa dikategorikan sebagai ilmu jika memiliki karakteristik berikut ini:
1.      Mempercepat rasional sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan yang benar
2.      Mempunyai alur pikir yang logis dan konsisten dengan pengetahuan yang telah ada
3.      Melalui pengujian empiris sebagai kriteria kebenaran objektif
4.      Memiliki mekanisme yang terbuka terhadap koreksi
H.    KEPERAWATAN SEBAGAI ILMU
Seperti halnya disiplin ilmu lain-yang keberadaanya di topang oleh berbagai disiplin ilmu yang telah berkembang, ada kalanya ilmu keperawatan mulai mempertanyakan identitas dirinya sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri.pertanyaan yang sering muncul adalah apakah ilmu keperawatan memenuhi persyaratan untuk eksis ebagai sebuah disisplin ilmu yang mandiri? Jika ya apa yang mencirikan dan membedakan pengetahuan ilmih itu dengan pengetahuan ilmiah yang lain? Artinya, apakah ilmu keperawatan-ditinjau dari sudut filsafat ilmu (philosophy of science)-memenuhi katarekteristik dan spesifikasi sebagai sebuah pengetahun yang berdimensi dan bersifat ilmiah?secara umum, cabang pengetahuan tersebut diperoleh dan disusun(epistemology), serta nilai yang terkait dengan pengetahuan tersebut(aksiologi).
Berdasarkan tinjauan aspek ontologi setiap disiplin ilmu harus mempunyai objek formal dan objek material  terkait dengan wujud yang akan menjadi focus penelaahannya.objek materia adalah subtansi dari objek tertentu,sedangkan objek porma adalah cara untuk menjelaskan atau mencapai objek tersebut berdasarkan objek materia,jika suatu ilmu belum memiliki objek forma yang jelas,berarti ilmu tersebut mengatahui dengan pasti aspek yang akan di telaahannya.dengan demikian,ilmu tersebut belum memiliki metode kerja yang jelas dan belum berhak menyebut diri nya sebagai ilmu yang dapat berdiri sendiri (suriasumantri,1996). Objek forma sendiri merupakan pribsif yang mensadari perbedaan antar-ilmu.dua ilmu atau lebih bisa memiliki objek materia yang sama,namun masing-masing di bedakan berdasar kan objek formanya.karenanya,objek forma suatu bidang ilmu perlu di tegas kan agar tidak terjadi saling serobot dan saling tuburuk antar bidang ilmu.
Epistemologi merupakan asas yang terkaitan dengan cara memperoleh dan menyusun oleh materi pengetahuan menjadi suatu ilmu.secara detail Epistemologi kelimuan dapat di lihat dari sifat pengetahuan ilmia dan proses pembentukan pengetahuan ilmiah.sifat pengetahuan ilmiah antara lain (surisumantri ,1996).
1.      Pengetahuan adalah milik umum. Artinya, pengetahuan itu disampaikan kepada masyarakat melalui publikasi itu disampaikan kepada masyarakat melalui publikasi ilmiah.
2.      Objektif. Artinya, setiap orang mempelajari objek yang sama, dengan cara yang sama,akan memperoleh kesimpulan yang sama.
3.      Abstraksi. Artinya, ilmu pengetahuan  dapat mereduksi realitas menjadi konsep.
4.      Konseptual. Artinya, ilmu memiliki konsepsi yang membangun teori-teori.
5.      Generalisasi. Artinya, kajian-kajian dari pengetahuan dapat diterima oleh umum.

Proses pembentukan pengetahuan ilmiah terkait dengan mekanisme yang memproses pengetahuan tersebut. Mekanisme ini lebih dikenal dengan istilah metode ilmiah. Metode ilmiah memproses pengetahuan dalam tiga aspek, yaitu keabsahan, kebenaran, dan penyusunan. Keabsahan pengetahuan ilmiah ditentukan berdasarkan syarat yang harus dipenuhi oleh suatu pengetahuan, yaitu logis, analitis, dan sistematis. Kaitannya dengan kebenaran, kebenaran suatu pengetahuan terletak pada pengujian empiris. Pengetahuan yang sipatnya logis, analitis, sistematis, dan teruji secara empiris bisah dipastikan merupakan pengetahuan yang absah dan benar secara ilmia.
Proses penyusunan pengetahuan ilmiah sendiri memerlukan pikiran dasaryang melandasi pemikiran dan tubu pengetahuan teoritis. Pikiran dasar itu terdiri atas postulat, asumsi dan prinsip. Ponstulat merupakan anggapan tentang suatu objek yang merefleksikan sudut pandang tertentu  yang tidak perlu diverifikasi secara empiris guna menentukan benar atau salahnya. Asumsi adalah pernyataan dasar tentang  realitas yang menjadi objek telaahan. Terakhir, prinsip merupakan pernyataan dasar mengenai tindakan yang dipilih. Dalam hal ini, prinsip di bangun di antara postulat dan asumsi.
Ilmu ditinjau dari aspek aksiologi merupakan cara penggunaan atau pemanfaatan ilmiah. Asas dalam keilmuan tersebut digunakan untuk kemaslahatan umat manusia. Karenanya pengetahuan ilmiah yang diperoleh akan disusun dan dipergunakan secara komunal dan universal.
Pernyataan tersebut,dapat diformulasikan bahwa objek material ilmu keperawatan adalah manusia yang tidak dapat berfungsi secara sempurna dalam kaitannya dengan kondisi kesehatan dan proses penyembuhan. Titik fokus dalam keperawatan adalah respon manusia terhadap ketidakseimbangan yang dapat ditangani dengan askep. Manusia dipandang sebagai sosok yang unik,yang meliputi bio-psiko-sosio-spiritual. Objek formanya adalah bantuan bagi individu yang tidak dapat berfungsi secara sempurna terkait dengan kondisi kesehatan dan proses penyembuhan. Bantuan yang diberikan bersifat holistik.
Konsepsi tentang keperawatan antara lain dikemukakan oleh sejumlah ahli:
a.       Florence nightingle (1859).Ia mengemukakan pandangannya mengenai penyakit. Menurutnya merupakan proses ketidakseimbangan yang dapat pulih kembali dan tidak harus selalu disertai dengan penderitaan.pemulihan penyakit dilihat sebagai upaya alami dalam memperbaiki proses yang sedang atau rusak. Di sini,manusia berperan mendukung proses alami tersebut dengan memacu upaya pemulihan.Karena alasan tersebut,nightingale berangapan bahwa dalam pendektan keperawatan perlu di ciptakan suatu kondisi lingkungan yang menunjang proses  penyembuhan penyakit sekaligus pencegahannya.berdasarkan pemahamannya tentang pengaruh lingkungan terhadap manusia dan keadaan sehat sakit, Naigtingale menegaskan bahwa faktor kebersihan dan kesehatan lingkungan sangat penting dalam mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan manusia
b.      Hildergard peplau (1952). Teori yang dikembangkan Peplau dikenal dengan teori keperawatan psikolodinamik.teori ini di pengaruhi oleh model hubungan interpersonal ia menyatakan bahwa keperawatan adalah suatu proses interpersonal yang bersifat terapeutik.
c.       Vaye Abdella (1960). Ia menjelaskan bahwa keperawatan adalah layanan yang di berikan kepada individu,keluarga dan masyarakat yang di dasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang mencakup sikap,kemampuan intelektual,dan keterampilan,teknik klinis perawat  yang ditujukan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan,baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
d.      Ida Jean Orlando (1961). Ia menggunakan hubungan interpersonal sebagai landasan teorinya.perhatian utamanya adalah pada sifat unik individu,baik verbal maupun nonverbal,yang mengisyaratkan suatu kebutuhan akan kegiatan atau tindakan keperawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien.
e.       Virginia Handerson (1966). Teorinya berfokus pada individu.ia mengemukakan bahwa jasmani dan rohani manusia dapat dipisahkan satu sama lainnya. Manusia adalah mahluk yang unik :tidak ada dua orang yang memiliki kebutuhan dasar yang sama.Klien adalah individu yang memerlukan bantuan untuk mencapai kemandirian.
f.       Marta E. Roger (1970). Pandangannya dalam pengembangan teori keperawatan banyak di pengaruhi oleh teori system dan teori energi. Teori Roger Dikenal sebagai initary human beings theory.menurutnya “man is a unifed whole possessing his own integrity and manifesting characteristics that are more than and different from the sum of his parts”.
g.      Dorothea Orem (1971). Ia melihat individu sebagai satu kesatuan utuh yang terdiri atas aspek fisik,sikologis dan sosial dengan derajat kemampuan merawat diri sendiri tindakan keperawatan,menurutnya,merupakan upaya untuk memacu kemampuan diri sendiri. teori Orem dikenal dengan self-care deficit theory.
h.      Imogene F. King (1971). King memandang klien sebagai system perorangan,sebagai mahluk yang mempunyai daya reaksi,yang mampu mempersiapkan diri.berpikir,menetapkan tujuan,memilih tindakan guna mencapai tujuan dan mengambik keputusan.keperawatan dilhat aksi,reaksi,interaksi dan transaksi dare proses interpersonal.teori King di kenal dengan theory of Goal attainment.
i.        Kelompok kerja keperawatan Indonesia (1983). Kelompok ini telah membuat definisi tentang keperawatan.menurutnya,keperawaytan merupakan suatu bentuk layanan professional yang menjadi bagian integral dari layanan kesehatan yang di dasarkan atas ilmu dan kiat keperawatan.layanan ini berbentulk layanan bio,psikol,sosial,cultural dan spiritual yang komrehensif,yang ditujukan untuk individu,keluarga,dan masyarakat dalam keadaan sakit maupun sehat di seluruh proses kehidupan manusia
I.        ILMU KEPERAWATAN DITINJAU DARI SUDUT AKSIOLOGI
Hakikat ilmu dipandang dari sudut aksiologi adalah cara penggunaan/pemanfaatan pengetahuan ilmiah. Asas dalam keilmuan tersebut digunakan/dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat manusia. Asas moral yang terkandung didalamnya harus ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup manusia dengan tetap memerhatikan kodrat manusia,martabat manusia,dan keseimbangan/kelestarian alam lewat pemanfaatan ilmu pengetahuan ilmu secara komunal dan universal.
Dalam penerapan ilmu keperawatan ,profesi keperawatan tidak hanya memiliki tanggung jawab profesional,tetapi juga tanggung jawab sosial politik yang disertai dengan sikap moral yang luhur.tanggung  jawab profesional harus berstandar pada asas kebenaran,kejujuran,bebas dari kepentingan,seta dukungan yang didasarkan atas kekuatan argumentasi.
Secara aksiologi,keperawatan yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan mempunyai andil besar terhadap masyarakat.jika dulu orientasi keperawatan adalah pada individu yang sakit,kini orientasi tersebut meluas hingga individu yang sehat.Dalam hal ini,keperawatan selalu berupaya untuk mengembangkan diri ke arah profesionalisme.Wujud pengembangan ilmu keperawatan mencakup dua hal yang penting,Yakni di bidang pendidikan dan latihan serta bidang praktik keperawatan.
Pengembangan ilmu keperawatan dalam bidang pendidikan di wujudkan melalui pendidikan berkelanjutan serta pendidikan dan latihan khusus dibidang keperawatan.pengembangan ilmu keperawatan dalam praktik keperawatan dilakukan melandasi ke ilmuan  serta sikap yang profesional yang dilandasi oleh kaidah etik profesi dan standar praktik keperawatan yang berlaku.ini merupakan keperawatan bukan hanya sekedar ilmu,tapi juga praktik.oleh karena itu,pendidikan keperawatan merupakan pendidikan yang profesional.  
Aplikasi asas moral dari ilmu keperawatan adalah tanggung jawab. profesional terhadap klien,masyarakat,dan tuhan YME.Untuk mengatur agar tidak terjadi kesalahan dan kerugian yang menyebabkan klien semakin menderita,perlu disusun suatu kode etik.kode etik merupakan kumpulan asas atau nilai moral yang harus dijadikan aturan atau prinsip dalam berprilaku yang benar.kode etik memuat etika.Etika sendiri berasal dari bahasa Yunani ethicos yang artinya kecendrungan batin manusia atau kebiasaan. Jadi, etika merupakan tuntutan dalam diri seseorang yang berasal dari kesadaran manusia tentang hal baik atau buruk yang dijadikan pedoman bagi manusia dalam berperilaku.
Asas moral yang terkandung ilmu keperawatan dimanifestasikan kedalam kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan, menurut nila ismani(2001), adalah bagian dari etik kesehatan yang menerapkan nilai etika pada bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat. Definisi ini masih bersifat umum dan tidak langsungterkait dengan hakikat profesi keperawatan. Lebih tepatnya , kode etik keperawatan adalah asas atau moral tertulis yang harus dijadikan pedoman atau prinsip bagi setiap perawat dalam berinteraksi pada klien agar perilaku perawat tetap berada pada koridor kebenaran. Kode etika keperawatan ini harus sudah tertanam dalam diri setiap perawat. Karenanya, setiap perawat harus mengetahui apa yang menjadi etika dalam menjalankan tugas profesional keperawatan.
Keperawatan sebagai sebuah profesi harus mempunyai kode etik keperawatan ,keberadaan kode etik keperawatan disini bukan semata sebagai syarat administratif. Didalamnya juga tekandung tujuan yang sangat tinggi Sebagai pondasi bagi perawat dalam mengatur hubungan profesional baik dengan sesama perawat , klien, masyarakat, profesi (profesi keperawatan atau profesi kesehatan lainnya), atau dengan praktik keperawatan itu sendiri .












BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
      Keperawatan adalah sebuah profesi, di mana di dalamnya terdapat sebuah “body of knowladge’ yang jelas. Profesi Keperawatan memiliki dasar pendidikan yang kuat, sehingga dapat dikembangkan setinggi-tingginya. Hal ini menyebabkan Profesi Keperawatan selalu dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia dalam upaya meningkatakan profesionalisme Keperawatan agar dapat memajukan pelayanan masyarakat akan kesehatan di negeri ini.
      Berdasarkan pemahaman tersebut dan untuk mencapainya, dibentuklah suatu Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan, yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatakan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Dalam melaksanakan hal ini tentunya dibutuhkan sumber daya pelaksana kesehatan termasuk di dalamnya terdapat tenaga keperawatan yang baik, baik dalam kuantitas maupun dalam kualitas.
B.     Saran
1.      Kelompok
Diharapkan bagi kelompok agar bisa menguasai teori tentang landasan keilmuan profesi keperawatan, sehingga bisa memberitahukan kepada mahasiswa yang belum mengetahui.


2.      Institusi
Diharapkan bagi institusi / STIKES HI agar memasukkan makalah ini kedaftar bacaan seperti dalam perpustakaan, sehingga mahasiswa lain yng belum mengetahui tentang landasan keilmuan profesi keperawatan ini dapat membacanya.



DAFTAR PUSTAKA
1.      Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. EGC : Jakarta





wow...

wow...
my heart